Jakarta, IDN Times – Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi angkat bicara mengenai pernyataan Prabowo Subianto agar pihak di luar koalisi yang tak ingin bergabung agar tidak mengganggu. Menurut pria yang akrab disapa Awiek itu, pernyataan tersebut sekadar imbauan sebagai presiden terpilih.
“Itu (pernyataan) normatif dari Pak Prabowo. Imbauan dari presiden terpilih,” ujar Awiek ketika dikonfirmasi pada Minggu (12/5/2024).
Namun, ia menggarisbawahi bila ada pihak di luar koalisi yang memberikan kritik bukan kemudian dimaknai hendak mengganggu pemerintah. Aktivitas yang disebut mengganggu, menurutnya, bila sudah sampai merusak ketertiban umum atau pertahanan.
“Kalau orang memberikan kritikan, saya kira itu bukan konteks mengganggu ya. Yang dimaksud mengganggu itu, ya mengganggu ketertiban umum, mengganggu keamanan, hingga mengganggu pertahanan,” katanya.
“Kalau mengkritisi gagasan atau program, saya kira bukan masuk kategori mengganggu,” ujar dia.
(1). PPP yakin Prabowo bukan sosok antikritik karena pernah ada di posisi oposisi
Lebih lanjut Awiek meyakini Prabowo bukan sosok yang antikritik. Sebab, Prabowo dan Partai Gerindra pernah berada di luar pemerintahan selama lebih dari 10 tahun. Pernyataan pria yang hingga kini masih menjabat Menteri Pertahanan itu dianggap Awiek sebagai bentuk optimisme dalam pembangunan.
“Kan Pak Prabowo pernah menjadi opisisi. Saya kira, kalau ada oposisi kan, ada oposisi yang secara proporsional, bukan dalam konteks menghambat pembangunan. Yang disampaikan oleh Pak Prabowo itu dalam konteks optimisme. Jangan sampai negara ini terpecah belah,” tutur dia.
(2). Pernyataan Prabowo dinilai ditujukan untuk internal koalisi, bukan PDIP
Sementara Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi menilai pernyataan Prabowo di acara rakornas PAN ditujukan untuk internal Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sebab, Prabowo hingga kini masih berusaha untuk mengajak PDI Perjuangan ikut masuk ke dalam koalisi.
“Kalau Pak Prabowo mengeluarkan pernyataan yang ditujukan ke PDI Perjuangan, menurut saya, itu justru bertentangan dengan agenda Beliau sendiri untuk menarik PDIP masuk ke dalam kekuasaan. Padahal, kalau kita melihat beberapa bulan terakhir, agenda prioritas Pak Prabowo mengajak semua kekuatan untuk masuk ke dalam,” ujar Burhanuddin pada Jumat malam.
Ia mengkritik agenda Prabowo tersebut. Sebab, ia tetap berharap PDIP dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap memilih jalan sebagai penyeimbang.
(3). Politisi PDIP nilai pernyataan Prabowo tidak ditujukan untuk internal koalisi
Sementara politisi PDIP, Deddy Sitorus melihat dari kacamata yang berbeda. Ia tidak percaya bahwa pernyataan Prabowo di acara rakornas PAN ditujukan untuk internal koalisi. Sebab, parpol yang hadir di rakornas sudah resmi jadi teman koalisi.
“Mungkin wajar kalau orang kemudian berpendapat itu ditujukan untuk keluar dari koalisi karena dibilang sudah diajak kerja sama, tetapi maunya di luar, di pinggir nonton di jalan, tapi jangan ganggu. Sudah tentu (pernyataan) itu bukan untuk internal. Tapi, saya bisa saja keliru ya,” ujar Deddy kepada media di Jakarta pada Jumat kemarin.
Itu sebabnya, kata dia, Prabowo berutang penjelasan ke publik apa maksud kalimatnya. Ia kemudian mempertanyakan bila pernyataan itu ditujukan bagi pihak yang berada di luar koalisi, siapa yang dimaksud.
“Apakah partai politik, masyarakat secara umum, apakah itu akademisi, LSM, mahasiswa, atau apa? Bila benar itu yang dimaksud oleh Beliau selaku presiden terpilih, akan muncul kekhawatiran dari banyak orang komplikasi dari kata mengganggu. Saya sih berharap pernyataan itu ditujukan kepada pihak yang ingin merampok kekayaan negara ini,” tuturnya