TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi alias Awiek menyatakan, satu bulan ke depan jelang Pemilu 2024 akan menjadi waktu krusial bagi pihaknya.
Kata dia, seluruh kader hingga pimpinan di PPP harus bekerja maksimal demi mendapatkan dukungan dari masyarakat.
“Saya kira sebulan ke depan ini menjadi waktu yang krusial bagi PPP untuk memaksimalkan dukungan dari masyarakat,” kata Awiek kepada Tribunnews, Rabu (27/12/2023).
Pernyataan tersebut dikatakan Awiek, sekaligus merespon soal hasil survei terbaru dari Indikator Politik.
Dalam hasil survei bulan Desember itu menyatakan kalau PPP menjadi salah satu partai politik yang tidak lolos ke parlemen.
Kata dia, sejatinya hasil survei terhadap PPP memang kerap serupa, contohnya di pemilu 2019.
“Kalau membandingkan data survei satu bulan sebelum pemilu pada pemilu 2019 yang lalu, dengan pemilu 2024 ini sama-sama hari minus satu bulan itu angkanya tidak jauh beda,” kata Awiek.
Menurut dia, pada Pemilu 2019 lalu, tepat sebulan sebelum pemungutan suara, PPP disurvei hanya mendapatkan perolehan suara 2,4 persen.
Namun, saat pemungutan suara, perolehan PPP mencapai 4,5 persen.
Atas dasar itu Awiek menegaskan kalau sejatinya seluruh kader di PPP harus bisa memaksimalkan sisa waktu yang ada sebelum pemilu.
“Dulu bahkan H min satu bulan kita (PPP) dipotret 2,4 persen tapi faktualnya dapat 4,5 persen,” tukas dia.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono.
Dia meminta agar publik bisa selalu melihat beberapa rekam jejak survei di pemilu sebelum-sebelumnya terhadap PPP.
“Berapa hasil survei yang disurvei oleh lembaga survei dan berapa hasilnya pada perolehan pemilu baik tahun 2009 tahun 2014 dan 2019,” kata Mardiono kepada Tribunnews, Selasa (26/12/2023).
Dia menyebut, dari survei yang pernah ada sejak 2009 itu, bisa dikatakan PPP dinyatakan selalu tidak lolos parlemen.
Namun nyatanya kata Mardiono, perolehan suara partai berlogo Kakbah itu saat pemilu justru meningkat dua kali lipat.
“Jadi itu dijawab saja dari jejak digital itu, jauh dari hasil survei lembaga survei itu setidaknya PPP dua kali lipat lebih,” kata Mardiono.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI (Wantimpres) tersebut, lantas menyatakan bahwasanya lembaga survei yang ada memang kerap hanya memotret responden secara nasional.
Padahal kata dia, dalam pemilu khususnya pemilihan legislatif (pileg) setiap partai politik memiliki kader yang maju menjadi caleg.
Menurut Mardiono, kerja para caleg di daerah pemilihan (dapil) itulah yang sejatinya tidak terekam dalam lembaga survei.
“Nah coba gampangnya coba lihat lembaga survei itu di tahun 2009 itu berapa, semua lembaga survei meletakan PPP itu berapa kemudian hasilnya berapa, kan itu ga hilang jejak digital itu,” beber dia.
Hanya saja, Mardiono menyebut kalau dirinya tidak seakan mengecilkan kerja-kerja dari lembaga survei.
Dirinya hanya merasa perlu untuk melihat rekam jejak politik PPP sejak 2009, baik dari segi survei hingga pemungutan suara langsung saat pemilu.
“Saya tidak pernah merendahkan hasil survei tetapi selama ini adalah (hasilnya) demikian,” tukas Mardiono.
Sebagai informasi, dalam hasil survei terbaru Indikator Politik periode 23-24 Desember 2023 terdapat 10 partai potkik peserta pemilu yang digadang tidak lolos ke parlemen, salah satunya PPP.
Dalam survei itu, partai pimpinan Muhamad Mardiono tersebut hanya memperoleh suara responden 2,8 persen.
PPP berada di bawah Demokrat dengan perolehan 4,4 persen dan PAN yang berada di bawah 4,6 persen.
Sementara tiga besar partai politik yang digadang lolos parlemen yakni PDIP dengan 19,1 persen, Gerindra 18,2 persen dan Golkar 9,3 persen.
Sedangkan di bawah PPP terdapat Partai Solidaritas Indonesia dengan 2,4 persen, lalu ada Perindo, Partai Ummat, Hanura, PBB, Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda hingga PKN dengan perolehan suara di bawah 1,0 persen.
Adapun, target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun dan atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, sekitar 83 persen dari populasi nasional.
Sampel sebanyak 1217 responden dipilih melalui kombinasi metode Random Digit Dialing (RDD) (265) responden) dan Double Sampling (DS) (952 responden).
RDD adalah proses pembangkitan nomor telpon secara acak, sementara DS adalah pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Margin of error–MoE diperkirakan ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang sudah terlatih dan profesional.