AHY Kritik Ekonomi Turun-Utang Melonjak, PPP: Jangan Dilihat sebagai Beban

Jakarta – Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbicara tentang pertumbuhan ekonomi RI menurun dan utang negara semakin melonjak. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyebut AHY kurang update.
“Sepertinya AHY kurang update terkait perkembangan ekonomi terbaru. Indonesia berhasil meraih status negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income country setelah bangkit dari krisis pandemi,” kata Awiek saat dihubungi, Sabtu (15/7/2023).
“Masalah pandemi tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi fenomena global. Yang terpenting adalah kecepatan rebound suatu negara pascapandemi,” sambungnya.
Awiek menyebut sepanjang 2022 PDB per kapita Indonesia mencapai USS 4.783 atau jauh meningkat dibanding saat puncak pandemi 2020, yakni USD 3.911. Indonesia, katanya, termasuk negara dengan pertumbuhan tertinggi ke-2 dibanding negara G20 pada kuartal I 2023.
“Di saat yang bersamaan kita bisa cek AS dan negara di kawasan Uni Eropa menghadapi inflasi tinggi, pertumbuhan rendah, bahkan resesi. Indikator positif lain adalah industri manufaktur tercatat alami kenaikan PMI ke 52,5 per Juni 2023. Akibatnya, tingkat pengangguran bisa ditekan,” katanya.
Selanjutnya, terkait utang negara yang disebut melonjak, Awiek mengatakan AHY seharusnya tak melihat dari sisi beban. Dia meminta AHY tidak menggiring opini publik.
“Sementara utang jangan dilihat satu sisi sebagai beban, tapi juga sebagai leverage untuk pertahankan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur misalnya,” katanya.
“Mohon AHY kembali melihat data secara objektif jangan menggiring opini di masyarakat bahwa situasi ekonomi Indonesia buruk. Silahkan apple to apple bandingkan dengan negara lain di ASEAN dan G20, akan terlihat performa ekonomi Indonesia cukup positif,” sambungnya.
Sebelumnya, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbicara soal pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang dinilai stuck atau mandek. Sementara itu, di sisi lain utang pemerintah disebut makin melonjak.
“Pertumbuhan ekonomi menurun. Jauh di bawah yang dijanjikan tujuh persen hingga delapan persen. Pertumbuhan ekonomi stagnan di angka lima persen. Bahkan, sempat anjlok ketika pandemi COVID-19,” kata AHY dalam pidato politiknya di DPP Demokrat, Jumat (14/7).
“Akibatnya, penghasilan dunia usaha dan kesejahteraan rakyat terpukul. Daya beli golongan menengah ke bawah juga menurun. Kemiskinan dan pengangguran meningkat. Sementara itu, ketika ekonomi tumbuh rendah, yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun BUMN,” lanjutnya.
AHY juga menyoroti alasan pertumbuhan ekonomi menurun karena pandemi COVID. AHY mengatakan pertumbuhan ekonomi menurun telah terjadi sebelum pandemi.
“Argumentasi seperti ini, saya nilai hanya separuh benar. Faktanya, sebelum pandemi datang, ekonomi kita sudah mengalami permasalahan. Sehingga, mesti ada sebab dan faktor yang lain, di luar pandemi. Demokrat berpendapat, faktor lain itu menyangkut kebijakan dan langkah pemerintah, dalam mengelola ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Juga, dalam menentukan prioritas pembangunan dan upaya mengatasi krisis,” katanya.
Sumber: https://news.detik.com/pemilu/d-6825129/ahy-kritik-ekonomi-turun-utang-melonjak-ppp-jangan-dilihat-sebagai-beban