TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi alias Awiek merespons soal hasil survei terbaru dari lembaga Indikator Politik.
Dalam hasil survei terbaru Indikator Politik tersebut, PPP diprediksi tidak lolos ambang batas untuk masuk ke parlemen pada Pileg 2024 mendatang.
Menyikapi hal itu, Awiek menyebut, pihaknya menghormati hasil survei tersebut, dan akan dijadikan bahan evaluasi untuk agenda pemenangan PPP di Pileg.
“Hasil survei Indikator Politik tersebut kami jadikan bahan evaluasi dalam langkah pemenangan kedepan,” kata Awiek dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/10/2023).
Meski demikian, Awiek menyoroti periode waktu dari pengambilan sampel untuk survei itu.
Dirinya menyebut, sampel dari survei tersebut sendiri dilakukan sebelum para bakal calon anggota legislatif (caleg) dari PPP bergerak ke masyarakat.
Hal itu yang menurut Awiek menjadi satu di antara dasar kenapa hasil survei PPP terhitung rendah dan diprediksi tidak akan lolos.
“Saat pengambilan sample dilakukan pada posisi caleg PPP belum bergerak masif karena belum masuk tahapan DCT (daftar calon tetap). Jika survei dilakukan pada saat DCT telah diumumkan dan semua bergerak kami yakini hasilnya akan jauh lebih bagus,” kata Awiek.
Dengan begitu, Awiek merasa meski hasil survei terbaru ini menyatakan PPP tidak lolos, dirinya optimistis PPP tetap akan berada di parlemen pada Pileg nantinya.
“Dan kami tegaskan PPP selalu lolos ke parlemen meskipun dipotret tidak lolos. Karena PPP mau lolos pemilu bukan lolos survei,” tukas dia.
Sebelumnya, Lembaga Indikator melakukan survei nasional terkait elektabilitas partai politik di Pemilu 2024.
Hasilnya, PDIP menempati urutan pertama, sementara PPP hingga PSI diprediksi tak tembus ke parlemen.
Dalam survei Indikator, diajukan pertanyaan kepada responden: Jika pemilihan anggota DPR RI diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih di antara partai berikut ini?
Hasilnya:
PDIP 26 persen
Partai Gerindra 12,6%
Partai Golkar 9,2%
PKB 7,5%
PKS 5,2%
Partai Demokrat 5,1%
Partai NasDem 4,8%
PAN 4,5%
PPP 2,4%
Partai Perindo 1,9%
PSI 0,8%
Partai Hanura 0,3%
Partai Garuda 0,3%
Partai Gelora 0,2%
PBB 0,1%
Partai Buruh 0,1%
Partai Ummat 0%
PKN 0%
Tidak tahu/tidak jawab 19%
Indikator menyimpulkan bahwa PDIP paling banyak didukung, 26%. Kemudian diikuti Gerindra 12,6%, Golkar 9,2% PKB 7,5%, PKS 5,2%, Demokrat 5,1%, NasDem 4,8%, PAN 4,5%, PPP 2,4%, Perindo 1,9% dan partai lainnya kurang dari 1%.
Berdasarkan wilayah, PDIP juga unggul di sebagian besar wilayah, terutama di Jateng-DIY, Jatim, Bali-Nusa, Kalimantan dan DKI Jakarta.
Adapun Survei dilakukan pada 25 Agustus-3 September 2023. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.