Jakarta, tvOnenews.com – Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek membantah pidato capres PDIP Ganjar Pranowo di KPU RI ditujukan untuk pihak tertentu.
Adapun dalam acara pengundian nomor urut capres-cawapres 2024 kemarin, Selasa (14/11/2023), Ganjar mengatakan bahwa era reformasi harus bersih dari praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).
“Yang [bilang Ganjar] menyerang kelompok sebelah, mana? Memang ada Pak Ganjar yang menyebut menyerang kelompok sebelah. Enggak ada itu,” ucap Awiek saat dihubungu, Rabu (15/11/2023).
Dia menjelaskan pidato Ganjar itu bukan untuk memojokkan suatu pihak. Namun, pidato tersebut ditujukan bagi semua pihak, termasuk pihak Ganjar.
“Dia kan menyampaikannya secara umum, bahwa memang reformasi itu tidak boleh ada KKN. Itu kan berlaku untuk semuanya, termasuk juga untuk kelompok Pak Ganjar juga,” kata Awiek.
Lebih lanjut, anggota Komisi III DPR itu mengatakan bahwa bila ada pihak yang merasa tersindir maka harus intropeksi diri. Awiek pun mengibaratkan hal itu seperti rasa gatal di tubuh.
“Ya kalau ada yang merasa gatal, ya berarti harus digaruk. Ya, kalau tidak gatal, ngapain menggaruk. Ibarat orang, kalau tidak gatal ngapain menggaruk-garuk bagian tubuh. Berarti kalau yang menggaruk-garuk bagian tubuh tuh sedang gatal, itu aja,” jelas dia.
Sebagai informasi, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, berpendapat ucapan Ganjar dalam pidatonya itu menyindir kubu Prabowo-Gibran.
Menurut dia, sindiran KKN yang selalu tertuju kepada kubu Prabowo-Gibran itu tidak tepat. Politikus Partai Golkar itu kemudian menyebut bahwa hak suara Presiden Jokowi sama dengan rakyat biasa.
“Suara Presiden Jokowi sama dengan dengan suara tukang sapu, punya hak yang sama. Sehingga, kalau dikatakan ada KKN, dimana nepotismenya? Wong Pak Jokowi enggak bisa ngangkatin presiden, wakil presiden, yang ngangkat rakyat,” kata Nusron dikutip Rabu (15/11/2023).
Menurutnya, biarkan rakyat memilih sendiri siapa capres-cawapres dukungannya di Pilpres 2024.
“Semua ini kita kembalikan pada rakyat, biarkan rakyat yang memilih, kalau rakyat yang memilih apa yang baik di tangan Jokowi dilanjutkan, ayo kita dukung Prabowo,” jelas Nusron.
“Di sini, buktinya ada semangat keberlanjutan, isinya ada semangat rekonsiliasi, isinya ada semangat persatuan. Kenapa? Ini ada dua kekuatan yang dulunya kita satukan, Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” sambung dia.