Jakarta – Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) menyoroti wacana tarif KRL dinaikkan bagi mereka yang dianggap kaya. Awiek menilai KRL bersifat komunal sehingga akan sulit membedakan antara ‘si kaya’ dan bukan.
“Memang kalau sepintas maksudnya baik supaya subsidi tepat sasaran, namun problemnya bagaimana membedakannya antara si kaya dan si tidak kaya, karena KRL itu bersifat komunal jadi masif, membedakannya agak susah secara sistem di lapangan,” ujar Awiek saat dihubungi, Kamis (29/12/2022).
Awiek mengatakan insentif trasnportasi publik diberikan kepada warga yang menggunakan transportasi publik. Menurutnya hal ini berfungsi mengurai kemacetan agar masyarakat tidak menggunakan kendaraan pribadi.
“Kedua harusnya insentif untuk transportasi publik itu memang diberikan kepada pemerintah bagi orang yang mau menggunakan transportasi publik. Harapannya apa, yang punya kendaraan pribadi itu tidak menggunakan kendaraan pribadi tapi beralih ke kendaraan umum atau masal seperti KRL supaya mengurangi kemacetan,” kata Awiek.
Anggota DPR ini mengatakan jika tarif bagi ‘si kaya’ dinaikkan maka dikhawatirkan masyarakat akan kembali beralih ke kendaraan pribadi sehingga tetap menimbulkan kemacetan.
“Nah kalau ternyata kemudian ada klasifikasi yang kaya naik KRLnya bayarnya lebih mahal itu yang kita khawatirkan yang kaya punya mobil itu beralih ke kendaraan pribadi, jadi apa tujuannya untuk membuat transportasi masal kalau ternyata di lapangan macet,” tuturnya.
Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyebut tak akan ada kenaikan tarif KRL Commuter Line tahun depan. Tapi akan ada penyesuaian sistem untuk pembayaran.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan jika hal ini dilakukan agar subsidi bisa tepat guna. Dia menyebutkan akan ada penyesuaian pada tarif KRL Commuter Line untuk orang-orang kaya.
“Insyaallah nggak naik sampai 2023, tapi nanti pakai kartu, jadi yang sudah berdasi nanti bayarnya lain, sampai 2023 average tidak akan naik,” jelas dia, kemarin.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan nantinya tarif KRL akan sesuai dengan kemampuan penumpang.
Dia menyebutkan akan digunakan data Kemendagri. “Jadi yang kaya akan bayar sesuai harga aslinya, cuma yang kurang mampu akan dapat subsidi. Memang tidak akan naik cuma subsidi jadi tepat sasaran,” imbuh dia.
Pemerintah kini masih menimbang data untuk digunakan nantinya. Misalnya data Kemendagri atau data terpadu di Kementerian Sosial.
Namun dia belum bisa menjelaskan kebijakan itu berlaku. Ada kemungkinan pada kuartal III 2022.
“Secepatnya deh karena kan masalah sistem masalah kartu masalah sistem pembayaran tadi. Kuartal II deh kita upayakan atau paling lambat pertengahan semester, setelah kegiatan peresmian-peresmian deh, kalau bisa dipercepat ya percepat,” ungkap Risal.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-6488745/anggota-dpr-khawatir-wacana-tarif-krl-si-kaya-naik-berimbas-ke-lalin-macet