RM.id Rakyat Merdeka – Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) anteng-anteng saja diramal terpental dari Senayan karena gagal menembus Parliamentary Threshold (PT) pada Pemilu 2024. Sampai Pemilu 2019, prediksi negatif itu tak terbukti.
Prediksi itu kembali muncul dalam hasil survei lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) teranyar, terkait bursa parpol menuju Pemilu 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Achmad Baidowi alias Awiek santai mengetahui hasil survei SMRC yang menyebutkan partainya diprediksi meraih 2,4 persen, andai Pemilu digelar saat ini. Asumsinya, meskipun suara PPP cenderung menurun dari setiap pesta demokrasi, namun partai berlambang Ka’bah ini membuktikan eksistensinya tetap ada di Senayan.
Menurutnya, PPP selalu menghormati beragam hasil survei t2erhadap partainya. Apapun hasilnya, selalu menjadi pelecut semangat partai untuk serius menghadapi pesta demokrasi mendatang. “PPP selalu lolos ke parlemen. Karena PPP mau ikut pemilu, tidak mau ikut survei,” kelakar pria yang akrab disapa Awiek ini, belum lama ini.
Awiek meyakini, fakta Pemilu 2024 akan berkata lain. PPP, tetap berada di Senayan. Hal ini, didasari optimisme mesin politik PPP yang terus bergerak maju melakukan pendekatan struktur, kultur, dan figur, agar suara Kabah lebih maksimal.
“Kami terus melakukan konsolidasi ke semua daerah. Kami rekrutmen caleg di semua tingkatan, ada banyak tokoh yang bergabung dan itu menjadi modal bagi kami,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno. Di survei ini, partai yang lahir dari ormas Islam besar Muhammadiyah, diprediksi hanya meraih 1,9 persen. Terpuruk di peringkat ke-9, satu tingkat di bawah PPP. “Tapi tidak apa-apa, masing-masing lembaga survei memiliki metodologi sendiri dalam melaksanakan survei,” ujar Eddy.
Eddy mengaku sudah terbiasa melihat hasil survei yang memprediksi partainya bakal terpental dari Senayan. Faktanya, sejak partai ini berdiri bersamaan dengan lahirnya reformasi, PAN konsisten menempatkan wakilnya di Senayan.
Justru, katanya, PAN mempertanyakan aturan main lembaga survei SMCR. Misalnya, tentang metodologi, sampling, hingga cara kerja lembaga survei yang kelakarnya selalu konsisten meleset ketika memprediksi elektabilitas PAN. “Dari Pemilu ke Pemilu selalu salah dan keliru memprediksi elektabilitas PAN dan selalu mengatakan PAN tidak lolos dari PT,” katanya.
Menurutnya, hingga saat ini, PAN memiliki cara sendiri yang dianggapnya akurat dalam memprediksi hasil elektabilitas menjelang Pemilu. Yaitu, dengan menggunakan survei untuk konsumsi internal. Di setiap pesta demokrasi, PAN dipastikan bekerja keras untuk menang.
Seperti diketahui, SMRC merilis hasil survei terbaru. Hasilnya, PPP dan PAN diprediksi terpental dari Senayan lantaran tidak memenuhi PT sebesar 4 persen. PPP diprediski berada di posisi ke delapan dengan raihan 2,4 persen dan PAN di posisi selanjutnya dengan angka 1,9 persen.
“Dan partai parlemen PPP dan PAN seperti temuan kita sebelumnya, berada di zona yang belum aman untuk bisa masuk ke parlemen, karena suaranya masih di bawah 4 persen,” ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani saat merilis hasil survei secara daring, kemarin.
Deni merincikan, di posisi puncak, ada PDI Perjuangan dengan elektabilitas sebesar 23,4 persen, disusul Gerindra (14,1 persen) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 10,3 persen.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 2-11 Maret 2023. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih dengan total 1220 responden.
Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1061 atau 87 persen. Adapun margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ±3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber: https://rm.id/baca-berita/parpol/165449/diprediksi-gagal-lolos-ke-senayan-ppp-dan-pan-anteng-aja