AKURAT.CO, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi turut menyesalkan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh belasan anggota Banser NU.
Menurut dia, kalimat tauhid merupakan simbol agama Islam meskipun ada sebagian organisasi yang menggunakan kalimat itu sebagai simbol organisasinya.
“Ya kami sesalkan. Ini merupakan isu sensitif karena terkait simbol agama Islam,” kata Baidowi kepada AKURAT.CO, Senin (22/10).
Anggota Komisi II DPR ini memaklumi pembakaran bendera tauhid itu karena dianggap lambing ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang merupakan ormas terlarang berdasarkan Perppu yang dikeluarkan presiden Joko Widodo.
“Kalau identitas HTI sebagai ormas terlarang ya masih bisa diterima. Tapi kalimat tauhid itu banyak dijadikan simbol lain,” pungkasnya.
Sementara terkait tuntutan dari PA 212 kepada PBNU untuk meminta maaf terkait insiden itu, menurut Baidowi tak perlu dilakukan. Sebab PBNU atau NU secara struktural tak terlibat dalam peristiwa ini.
“Kan bukan PBNU yg melakukan. Orang yang tidak melalukan kok diminta minta maaf,” pungkasnya.
Namun demikian, Baidowi menghimbau semua pihak agar tetap menahan diri dan tidak terpancing isu pembakaran bendera tersebut. Hal itu dilakukan untuk menjaga suasana kondusifitas menjelang Pilpres 2019.
“Karena itu sebaiknya semua pihak harus menahan diri agar tidak saling mencela dan menafikan satu sama lain menjelang pemilu 2019. Ayo kita jaga kondusivitas kehidupan,” imbaunya.
Sebelumnya, beredar video berisi belasan anggota Banser membakar bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid mirip yang dimiliki HTI. Tindakan itu dilakukan oleh mereka seraya menyanyikan Mars NU.
Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas membenarkan hal tersebut. Kejadian terjadi saat perayaan Hari Santri di Garut pada Minggu (22/10).
“Betul. Itu di Garut. Menurut laporannya, kejadian di hari peringatan hari santri kemarin di Garut,” tutur Yaqut kepada wartawan.
Yaqut mengklaim pembakaran bendera yang mirip dengan milik HTI merupakan upaya untuk menjaga kalimat tauhid. Menurutnya, anggota Banser tidak akan membakar jika bukan kalimat tauhid yang tertera pada bendera.
“Membakar bendera yang ada tulisan kalimat tauhid tersebut, hemat saya, teman-teman ingin memperlakukan sebagaimana jika mereka menemukan potongan sobekan mushaf Alquran,” kata Yaqut.
“Jika bukan bendera yang ada tulisan tauhidnya, bisa jadi, sama mereka tidak dibakar, tetapi langsung buang saja ke comberan,” lanjutnya.
Berita ini telah terbit di https://m.akurat.co/id-361090-read-ppp-sesalkan-pembakaran-bendera-tauhid-oleh-banser-nu