Jakarta – PPP tak sepakat dengan pandangan bacapres Anies Baswedan yang menilai kualitas demokrasi di Indonesia memburuk, salah satunya masyarakat kerap menyensor pemerintah dengan sebutan ‘Konoha’. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek menilai analogi itu tidak tepat.
“Analoginya ndak tepat, karena faktanya banyak yang bisa melalukan kritik terhadap pemerintah,” kata Awiek kepada wartawan, Selasa (28/8/2023).
Awiek menilai hanya sebagian masyarakat yang menggunakan sebutan ‘Konoha’ dan ‘Wakanda’ dalam mengkritik. Dia menekankan kritik tidak dilarang.
“Soal sebutan Konoha atau Wakanda itu kan sebagian saja, tidak semuanya. Menyampaikan kritik tidak dilarang asalkan tidak melanggar hukum. Tidak menghina, tidak mengancam,” ujarnya.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR ini mempersilakan semua pihak melontarkan kritik terhadap pemerintah. Namun, sebutnya, penghinaan dan pelecehan dapat melanggar hukum.
“Kalau hanya mengritik boleh-boleh saja. Kalau ada unsur penghinaan, melecehkan, itu ada konsekuensi hukum,” kata dia.
Sebelumnya, Anies Baswedan bicara soal kualitas demokrasi di Indonesia. Anies menyinggung soal rasa takut hingga banyaknya warga menggunakan ‘Konoha’ hingga ‘Wakanda’ saat menyampaikan kritik.
Anies kemudian menyinggung fenomena banyak warga menggunakan Konoha atau Wakanda saat menyampaikan kritik. Dia menyebut hal itu merupakan salah satu masalah.
“Apa artinya? Ini menunjukkan ada self censorship, bahkan kemarin ada yang menyebutkan bahwa kota yang polusinya paling buruk namanya Lahore dan lalu mengkritik Kota Lahore habis-habisan, kenapa? Ini tanda-tanda yang tidak sehat,” ujar Anies dalam pidatonya di Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Depok, Selasa (29/8).
Sumber: https://news.detik.com/pemilu/d-6902290/ppp-tepis-analogi-anies-soal-konoha-faktanya-banyak-kritik-ke-pemerintah