JAKARTA — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyoroti hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menyebut sejumlah partai tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, termasuk PPP. Dalam hasil survei itu, perolehan suara PPP 2,4 persen pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
“Sebagai sebuah temuan riset kami menghargai meskipun survei internal maupun hasil survei lembaga lain menunjukkan hasil berbeda,” ujar juru bicara (jubir) PPP, Achmad Baidowi dalam keterangannya, Ahad (1/10/2023).
Menurut Achmad Baidowi, saat pengambilan sample dilakukan pada posisi calon legislatif PPP belum bergerak massif karena blm masuk tahapan DCT. Jika survei dilakukan pada saat DCT telah diumumkan dan semua bergerak, Achmad Baidowi menyakini hasilnya akan jauh lebih bagus.
“Hasil survei Indikator Politik tersebut kami jadikan bahan evaluasi dalam langkah pemenangan kedepan dan kami tegaskan PPP selalu lolos ke parlemen meskipun dipotret tidak lolos. Karena PPP mau lolos pemilu bukan lolos survei,” tutup Achmad Baidowi.
Survei Indikator Politik sendiri digelar dengan wawancara tatap muka sepanjang tanggal 25 Agustus sampai dengan 3 September 2023. Margin of error +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini melibatkan total sampel sebanyak 4.090 responden.
Hasil surveinya, PPP yang menduduki posisi kesembilan dengan 2,4 persen. Lalu disusul Perindo dengan 1,9 persen dan PSI dengan 0,8 persen. Lalu Partai Hanura dan Partai Garuda hanya meraih 0,3 persen, Partai Gelora 0,2 persen, PBB. Kemudian Partai Buruh meraih 0,1 persen, Partai Ummat dan PKN berada di posisi paling buncit dengan 0 persen.