Merdeka.com – Setelah bersitegang PPP versi Muktamar Pondok Gede resmi mengambil alih Kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng,Jakarta Pusat. Hampir tiga tahun PPP pimpinan Romahurmuziy tidak menempati kantor tersebut dan berkantor di kawasan Tebet, Jakarta Selatan lantaran kantor itu dipegang PPP versi Muktamar Jakarta pimpinan Djan Faridz.
“Sejak 2014 kita tidak berkantor di sini. Dan mulai tadi pagi, kami menempati gedung ini. Ini merupakan Kantor DPP PPP sejak dulu. Kita tempati setelah pihak Djan tidak menempati ini dan kantor dibiarkan terbengkalai,” kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).
Dia menjelaskan, untuk saat ini pihak Djan sudah tidak berhak lagi berkantor di DPP PPP. Karena, kata dia, tidak lagi memiliki dasar hukum apapun. Dia juga menjelaskan pihaknya sedang melakukan inventarisasi beberapa aset DPP PPP yang resmi milik versi kubu Romahurmuziy alias Romi.
“Mana aset milik DPP PPP alias punya Djan Farid kita titipkan kita akan menyurati saudara Djan Faridz untuk mengambil barang-barangnya secara kekeluargaan tidak ada paksaan dan mengajak untuk yang di sebelah bergabung dengan kami,” kata pria yang akrab disapa Awiek itu.
Dia menjelaskan alasan untuk menempati kantor tersebut sudah tertuang dalam peraturan. Dia juga mengklaim dari beberapa langkah hukum yang ada, kubu Romi sudah menang dalam putusan di Mahkamah Agung.
“Karena dari berbagai langkah hukum yang ada kemenangan ada di kami DPP pimpinan Romi. Kemudian keluar putusan PTUN nomor 514 jadi terbit. Ini kasasi Djan Faridz ditolak,” ungkap Awiek.
Kemudian dia juga mengimbau kepada kubu Djan yang ingin bergabung masih terbuka pintu di DPP PPP kubu Romi. Karena katanya, pihaknya yang berhak untuk mengikuti Pemilu dan Pilkada.
“Maka kami mengimbau kepada orang sebelah untuk bergabung ke sini bersama membangun kekuatan baru untuk menuju 3 besar,” kata Awiek.
Dari pantauan merdeka.com, kondisi kantor DPP PPP masih dijaga ketat. Kawat berduri dipasang di sekitar pagar. Ruangan kantor pun terlihat tidak terawat. Beberapa foto Djan Faridz sudah diturunkan dari ruangan.
Terkait barang-barang Djan yang masih terbengkalai, Awiek mengatakan sudah menyurati Djan. Tetapi tidak ada balasan. Bahkan kata dia, kader PPP akan maju jika Djan Farid tidak menggubrisnya.
“Kita terbuka barang-barang Djan Faridz yang bukan barang partai itu banyak di sini sudah dikelompokan, silakan ambil. Kalau tidak berhadapan dengan kader seluruh Indonesia,” kata Awiek.
Awiek juga mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pertemuan beberapa kali dengan Djan. Namun Djan tetap tidak ingin bertemu.
“Kita sudah surati berkali-kali bahwa kita akan menduduki kantor ini tetapi tidak digubris. Secara formal tidak ada. Tapi informal,” kata Awiek.
Dia juga mengatakan, sudah membuat agenda dengan Djan yang difasilitasi oleh beberapa pihak. Tetapi pertemuan tersebut batal.
“Udah dari dulu. Bahkan sudah berkali-kali. Bahkan difasilitasi dengan orang-orang penting batal. Saya dua kali ke jalan Borobudur. Sampai pakai sepeda untuk jalan santai,” ungkapnya.
Namun Awiek enggan membeberkan pihak penting mana saja yang berkontribusi untuk mempertemukan Romi dan Djan Faridz. Tapi menurut dia, salah satu yang menfasilitasi pertemuan Romi dan Djan yaitu Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair.
“Mbah Maimun, terus orang-orang penting di negeri ini yang peduli sama PPP. Saya enggak bisa sebutkan,” ungkap Awiek.