Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi atau Awiek mengapresiasi langkah Kementerian BUMN yang berusaha meningkatkan kapasitas produksi pupuk di Indonesia. Peningkatan produksi ini ditandai dengan mengaktifkan kembali Pabrik Pupuk Iskandar Muda di Aceh.
Pabrik tersebut sudah berhenti operasi sejak tahun 2005. Lalu pada Jumat (10/2), pabrik tersebut diresmikan lagi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan nilai investasi sebesar Rp 1,7 T.
“Aktivasi pabrik pupuk lama dan pembukaan pabrik baru ini merupakan langkah baik dari Kementerian BUMN dalam rangka memastikan kesediaan pupuk, khususnya di wilayah Sumatera dan mendorong ketahanan pangan,” kata Awiek dalam keterangan tertulis, Senin (13/2/2023).
Dalam pengamatannya, Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama ini seringkali permintaan pupuk dalam negeri tidak bisa dipenuhi produksi dalam negeri, dan akhirnya harus impor.
Pada 2021, impor pupuk dari luar negeri mencapai 8,123 juta ton. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan 2020 yang sebesar 6,248 juta ton. Awiek yakin aktivasi pabrik lama dan beroperasinya pabrik baru akan menekan impor pupuk.
“Bahkan sering kami melihat banyak permintaan pupuk yang belum bisa dipenuhi produk dalam negeri dan produk impor, sehingga mempengaruhi produksi hasil pertanian di dalam negeri. Maka pertanian Indonesia mutlak harus didukung pasokan pupuk yang cukup berkualitas, sehingga swasembada pangan bisa tercapai,” jelas Awiek.
Ia mengakui selama kepemimpinan Erick Thohir di Kementerian BUMN ada inovasi dan perbaikan tata kelola yang berimbas pada peningkatan kinerja dan produksi. Salah satunya adalah perbaikan tata kelola pabrik pupuk yang ditandai dengan holdingisasi perusahaan.
“Saya melihat di sektor pupuk, BUMN cukup ekspansif dan ini perlu mendapatkan dukungan semua pihak,” pungkasnya.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-6566907/legislator-ppp-apresiasi-pengaktifan-pabrik-pupuk-npk-di-aceh