TRIBUNNEWS.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membantah isu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bubar.
KIB merupakan koalisi yang terdiri dari PPP, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Meski sudah dibentuk sejak Maret tahun lalu, KIB belum juga menentukan satu bakal calon presiden (bacapres) yang akan diusung bersama pada Pilpres 2024.
Kabar bubarnya KIB berhembus setelah PPP memutuskan untuk menjalin kerja sama politik dengan PDI Perjuangan (PDIP).
Kerja sama itu juga terjalin seusai PPP mengikuti jejak PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres.
Juru Bicara PPP, Achmad Baidowi menuturkan, saat ini komunikasi politik antara partainya dengan KIB masih berjalan.
“Hubungan PPP dengan KIB bagus-bagus saja, sebagai komunikasi politik antar ketua umum partai masih berjalan.”
Hanya saja, kata Baidowi, KIB belum satu suara dan memiliki pilihan masing-masing soal bacapres.
“Saat ini KIB belum bubar, masih satu rumah tetapi memiliki kamar masing- masing, dan setiap kamar sudah ada penghuninya, kira-kira seperti itu,” kata Baidowi dalam program Talkshow Overview Tribunnews, Kamis (1/6/2023).
Ia menyampaikan jika nantinya PAN dan Golkar tidak mengusung Ganjar Pranowo, maka KIB berpotensi bubar karena berbeda pilihan capres.
“Kalau kemudian penghuninya tidak satu nama, mau tidak mau rumah itu harus ditinggalkan artinya bubar secara baik-baik.”
“Karena tidak mungkin dalam koalisi itu ada tiga nama calon presiden, hampir nggak mungkin.”
“Kalau ternyata tidak lanjut ya apa boleh buat kita kan nggak boleh memaksa,” katanya.
Meski demikian pihaknya menilai KIB bisa terus berjalan jika nantinya PAN dan Golkar justru mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Dengan kata lain, koalisi ketiga parpol itu dilanjutkan untuk pemenangan Ganjar.
“Sangat optional bisa lanjut bersama-sama bisa pisah baik-baik, politik itu sangat dinamis,” ujarnya.
Indikasi KIB Bubar: PPP Dukung Ganjar, Golkar Dekati KKIR
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menilai KIB sudah bubar meski belum ada pengumuman resmi dari ketiga parpol.
Indikasi tersebut, kata Ujang, sudah terlihat ketika PPP secara terbuka mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Bahkan, tidak adanya komunikasi sebelumnya antara PPP dengan PAN dan Golkar terkait mendukung Ganjar menjadi capres, memperkuat indikasi bubarnya KIB.
“Ya diakui atau tidak, KIB itu kakinya sudah pincang. Sudah nggak ada PPP. Jadi mau dibantah bagaimanapun, ya sudah bubar. Sudah berpisah.”
“Padahal ketika PPP mengusung Ganjar, PPP tidak izin, tidak melakukan tumpengan, tidak pamit baik-baik di KIB, artinya ya jalan masing-masing,” katanya, Senin (29/5/2023).
Indikasi renggangnya internal KIB juga dilihat dari komunikasi antara Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, dengan Ketum Partai Keadilan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Di sisi lain, Ujang menilai PAN adalah partai yang realistis sehingga partai yang diketuai Zulkifli Hasan ini tetap masuk dalam koalisi pemerintahan.
Dia pun meyakini PAN akan berkoalisi antara partai pendukung Ganjar ataupun Prabowo sebagai capres.
“Jadi saya melihat soal PAN, bisa ke Ganjar atau ke Prabowo. Kita tunggu minggu depan akan mengumumkan dukungan tersebut,” ujarnya.
Sumber: https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/06/02/ppp-tepis-isu-kib-bubar-masih-satu-rumah-tapi-beda-kamar?page=all