Partai Nasional Demokrat (NasDem) sempat mengatakan ingin menjadi mitra kritis pemerintah jika Partai Gerindra masuk dalam koalisi. Namun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memastikan bahwa koalisi pengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin tetap solid.
“Itu hak NasDem ya. PPP tidak campuri karena punya kebijakan politik sendiri. Namun, saat ini PPP masih konsisten di koalisi. NasDem juga tetap solid,” kata Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek), saat dihubungi detikcom, Senin (21/10/2019).
PPP menyebut fungsi pengawasan masih dibutuhkan dalam sistem pemerintahan. Karena itu, meski koalisi lebih dari 60 persen, Awiek menilai fungsi pengawasan di DPR RI tidak berubah.
“Fungsi pengawasan DPR tidak serta merta hilang. Karena beda parlemen dengan presiden, cuma PPP memilih sampaikan secara bijak, santun, tidak singgung perasaan, komunikasi politik penting seperti itu,” ujar Awiek.
PPP pun akan bersikap kritis kepada Jokowi. Sehingga Jokowi kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi tidak melenceng dengan janji kampanye, dan visi misinya.
“Iya dong, kalau ada kebijakan tidak sesuai dengan Nawa Cita. Tidak sesuai dengan RPJM-nya. Kita ingatkan, bukan bahasa kritik-kritik NasDem, itu hak politik NasDem. PPP menyakini, parlemen bukan cuma tukang stempel. Tetap ada, penagawasan DPR akan berjalan secara semestinya,” kata Awiek.
Ketum Gerindra Prabowo Subianto dipanggil menjadi salah satu calon menteri kabinet Joko Widodo. NasDem menanggapi dingin soal oposisi yang akan masuk koalisi itu.
“Kalau semua parpol masuk ke koalisi pemerintah, lalu siapa yang jadi check and balances dan penyambung aspirasi rakyat?” ungkap Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago kepada wartawan, Senin (21/10/2019).
Sebelumnya, NasDem mengaku siap bila memang partainya yang bertukar peran sebagai ‘oposisi’. Padahal, seperti diketahui, NasDem merupakan salah satu partai koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Dan kalau itu terjadi, tentu NasDem siap mengorbankan diri untuk berada di sisi rakyat. Siap menjadi penyampai aspirasi rakyat yang pasti,” jawab Irma saat dipastikan apakah artinya NasDem siap menjadi oposisi.
Irma menegaskan partainya tidak akan meninggalkan Jokowi. Hanya, NasDem siap berperan sebagai ‘oposisi’ di dalam koalisi.
“Komitmen kami mendukung Jokowi tidak akan berubah, menjadi ‘mitra kritis’, mungkin itu tepatnya,” tuturnya.[]