Radarmadura.jawapos.com | PAMEKASAN – Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menolak penerapan full day school atau sekolah sehari penuh. Dia menilai, full day school kurang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia.
Selain itu, jika pendidikan tingkat SD hingga SMP diterapkan sehari penuh, bisa mengancam keberlangsungan pendidikan diniyah yang sudah berjalan sejak dulu. ”Pendidikan diniyah harus dilestarikan karena penjaga moral umat. Kami menolak full day school itu,” kata Achmad Baidowi saat menggelar silaturahmi dan serap aspirasi di Madura, Minggu (14/8).
Di hadapan ratusan kader partai dan tokoh ulama PPP, anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan XI Madura, Jawa Timur itu menjelaskan, penerapan full day school sangat tidak relevan. Terlebih, di Madura biasa menerapkan pendidikan pagi–sore. Yakni, pagi di SD dan sore di madrasah diniyah.
”Jika sistem sekolah sehari penuh ini diterapkan oleh Kementerian Pendidikan, sekolah diniyah yang sudah menyebar sejak dulu di Madura akan terancam bubar,” ucap legislator yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Banyuanyar, Pamekasan itu.
PPP, kata dia, memberikan perhatian khusus terhadap program pendidikan diniyah. Sebagai bentuk keseriusan, setiap calon kepala daerah yang didukung PPP harus menginisiasi peraturan yang memuat kewajiban pendidikan diniyah bagi warga muslim melalui peraturan daerah (perda).
Wakil rakyat yang akrab disapa Awiek itu memulai kunjungannya dari LPI Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Palengaan, Pamekasan. Hadir dalam kunjungan itu Pengasuh Pondok Pesantren Banyuanyar yang juga Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Muhammad Syamsul Arifin, Dewan Pengasuh Banyuanyar KH Solahudin al Ayubi, ulama, dan simpatisan partai.
Tidak hanya itu, dia mengunjungi Kantor DPC PPP Pamekasan dan Desa Waru Barat, Kecamatan Waru; menemui kader PPP di Desa Tobai Timur, Kecamatan Sokobanah, Sampang; Pondok Pesantren Nurul Haramain Manding, Sumenep; dan Pondok Pesantren Ar-Rahman Lembung Barat, Lenteng, Sumenep.
Awiek berharap muncul generasi pesantren yang ahli dalam berbagai bidang. Dia optimistis, santri bisa berprestasi meskipun dengan fasilitas terbatas. ”Kita jangan sampai terpaku pada satu tempat, tapi harus punya cita-cita, harus lebih maju,” tegasnya.
PPP, sambungnya, terus melakukan langkah-langkah politik untuk merealisasikan target tiga besar pada Pemilu 2019. Strategi utamanya melalui pematangan trilogi pemenangan pemilu.
Trilogi pemenangan PPP sudah ditetapkan dalam rapat kerja pada Mei lalu. Trilogi dimaksud yakni mempertahankan basis Pemilu 2014 dengan modal 39 kursi, merebut kembali basis pemilih pada Pemilu 1999 dan 2004, serta menyasar pemilih pemula. ”Melalui trilogi pemenangan tersebut, PPP berharap bisa merealisasikan target tiga besar,” kata Awiek.
Secara khusus, pihaknya meminta kader PPP selalu dekat dengan rakyat. Menurut dia, setiap kader PPP harus hadir di tengah masyarakat dan turut membantu memberikan solusi. ”PPP harus selalu dekat dengan rakyat. Kalau ada kesusahan harus dibantu. Membantu tidak harus selalu dengan materi, tapi mencarikan solusi juga bagian dari mendekati rakyat,” tegasnya.
Anggota Komisi II DPR RI ini kemudian memaparkan strategi perolehan suara PPP pada 2019 nanti. Menurut dia, partai berlambang Kakbah itu harus menjaga hubungan baik antarkader partai. Jika PPP solid, akan mendapat dukungan dari rakyat.
”Kita harus berjuang untuk pemenangan PPP dalam Pemilu 2019. Harus dipelajari kekurangan dan kelemahan mencapai tiga besar. Apakah mungkin? Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin,” tegas Awiek.
Dia bersyukur, agenda serap aspirasi dengan masyarakat Madura terlaksana secara maksimal. Hal itu menjadi bukti PPP di Madura masih sangat diapresiasi. Awiek menyoroti pentingnya regenerasi dalam partai.
”Regenerasi harus dilakukan. Ada perpaduan antara senior dan kader muda PPP. Kader muda harus dilibatkan,” tutupnya. (*/hud/luq)