TEMPO.CO, Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan belum membahas soal Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Achmad Baidowi merespons pertanyaan soal kemungkinan PPP berkoalisi untuk mengusung salah satu kadernya maju di Pilkada Jawa Barat.
“Belum bicara pilkada,” jawab pria yang karib disapa Awiek itu ketika dihubungi pada Ahad, 14 April 2024. Dia hanya menjawab singkat terkait hal tersebut.
Sebelumnya, Awiek mengatakan saat ini partainya masih berfokus pada gugatan Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). “PPP masih fokus urus urusan di MK,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah sudah ada calon-calon potensial untuk maju Pilkada, Awiek menjawab belum. “Kalaupun itu Pilkada nanti ya, kursi-kursi yang potensial (adalah) yang bisa ngusung sendiri atau setidaknya harus berkoalisi,” ucap dia.
Berkoalisi yang dimaksud, kata Awiek, yakni dengan siapapun yang memungkinkan untuk mengusung calon. Diketahui, PPP mengajukan gugatan PHPU karena terdapat suara partainya yang diduga hilang di sejumlah tempat pemungutan suara.
“Gugatannya cukup banyak, ada di 18 provinsi. Kalau tidak salah ada sekitar 30-an daerah pemilihan,” kata Awiek di Gedung MK, Jakarta pada Sabtu malam, 23 Maret 2024.
Dia mengatakan, gugatan PHPU ke MK itu didukung berbagai alat bukti yang menunjukkan suara PPP hilang di daerah pemilihan antara lain, Provinsi Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Papua Tengah, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berbagai alat bukti dimaksud, kata dia, yakni terkait dengan data penghitungan internal PPP dibandingkan dengan hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), berbagai bukti pemilu lainnya, serta peristiwa saat rekapitulasi suara.
Awiek menuturkan, meski kehilangan suara PPP tidak banyak di setiap dapil, tetapi jika ditotal, kehilangan suara PPP mencapai lebih dari 200 ribu lantaran terjadi hampir di setiap dapil yang dilaporkan.
Sumber: https://nasional.tempo.co/read/1856516/alasan-ppp-belum-mau-bahas-pilkada-2024